Gandang Tasa, Perkusi Minang Pemacu Semangat
RANAHBERITA-Gendang
dari kulit sapi dan kulit kambing itu mulai dipukul, suara yang
menghentak mengiringi 'honjak' para pemukulnya, dan orang-orang yang
menyaksikannya ikut larut dalam irama yang memompa adrenalin.
Ya, begitulah pertunjukan Gandang Tasa yang dimainkan oleh kelompok pemusik Pondok Sovenir yang berasal dari kota Pariaman pada acara 'Hoyak Tabuik'. Kegiatan ini dalam rangka Promosi Wisata pertunjukan Tabuik serta menyemarakkan Pemilihan walikota Padang di lapangan Imam Bonjol Padang, Senin (28/10/2013).
Gandang Tasa adalah dua jenis alat musik yang berbeda. Gandang dikenal secara luas dengan sebutan gendang. Bunyinya seperti bass pada drum. Sementara, tasa berbentuk seperti rebana, dengan fungsi bunyi sama seperti senar pada drum.
Kedua alat musik ini terbuat dari kayu dengan kulit sapi dan kulit kambing. Untuk alat pemukulnya terbuat dari kayu untuk gendang dan sejenis rotan untuk tasa.
"Untuk memperoleh bunyi yang lebih bagus, kulit sapi dan kulit kambing harus dijemur terlebih dahulu, kemudian dipanaskan di atas api," kata Mayardis, salah seorang pemainnya kepada ranahberita.com.
Menurut Mayardis, cara memainkannya sederhana saja, cukup dengan mengikuti irama yang sudah ada dengan memukulkan alat pemukul tersebut secara silih berganti. "Memainkan alat musik ini bisa dilakukan oleh siapa saja, artinya tidak tergantung pada usia. Boleh orang muda ataupun tua, yang penting ia pandai dan mahir melakukannya," kata Alfred, pimpinan kelompok Pemusik Pondok Sovenir tersebut.
Kelompok musik yang pernah melakukan pertunjukan di luar negri seperti Amerika. Selain itu di Istana Negara untuk dalam negri ini. Kelompok musik ini terdiri dari lebih kurang 20 orang anggota. Beberapa di antaranya adalah anak-anak muda yang masih sekolah.
Pertunjukan Gandang Tasa biasanya tidak saja dimainkan pada acara Hoyak Tabuik, akan tetapi pada kegiatan-kegiatan yang bersifat seremonial. Misalnya acara pesta perkawinan, musik pengiring seni pertunjukan Ulu Ambek (sejenis pertunjukan seni silat Tradisional Minangkabau) dan acara-acara resmi penyambutan tamu-tamu penting.
Kesenian unik Gandang Tasa sangat berbeda dengan seni musik Minangkabau lainnya. Seperti halnya Rabab atau Saluang yang iramanya lebih kental dengan mendayu-dayu dan 'mengiba'. Baik pada bunyi musik maupun lirik. Sedangkan Gandang Tasa adalah seni Musik tradisional Minangkabau yang sarat dengan semangat pada pukulan-pukulan gendangnya. Setiap orang yang mendengarkannya secara langsung atau tidak langsung akan ikut bersemangat dibuatnya.
Seperti pertunjukan di Lapangan Imam Bonjol pada pesta wisata Hoyak Tabuik, semakin keras dan semakin cepat Gandang Tasa dipukul, semakin bersemangat pula orang yang Menghoyak Tabuik. Begitu pula para masyarakat yang menontonnya pun ikut berjoget. (Noffi Satria/Ed5)
Ya, begitulah pertunjukan Gandang Tasa yang dimainkan oleh kelompok pemusik Pondok Sovenir yang berasal dari kota Pariaman pada acara 'Hoyak Tabuik'. Kegiatan ini dalam rangka Promosi Wisata pertunjukan Tabuik serta menyemarakkan Pemilihan walikota Padang di lapangan Imam Bonjol Padang, Senin (28/10/2013).
Gandang Tasa adalah dua jenis alat musik yang berbeda. Gandang dikenal secara luas dengan sebutan gendang. Bunyinya seperti bass pada drum. Sementara, tasa berbentuk seperti rebana, dengan fungsi bunyi sama seperti senar pada drum.
Kedua alat musik ini terbuat dari kayu dengan kulit sapi dan kulit kambing. Untuk alat pemukulnya terbuat dari kayu untuk gendang dan sejenis rotan untuk tasa.
"Untuk memperoleh bunyi yang lebih bagus, kulit sapi dan kulit kambing harus dijemur terlebih dahulu, kemudian dipanaskan di atas api," kata Mayardis, salah seorang pemainnya kepada ranahberita.com.
Menurut Mayardis, cara memainkannya sederhana saja, cukup dengan mengikuti irama yang sudah ada dengan memukulkan alat pemukul tersebut secara silih berganti. "Memainkan alat musik ini bisa dilakukan oleh siapa saja, artinya tidak tergantung pada usia. Boleh orang muda ataupun tua, yang penting ia pandai dan mahir melakukannya," kata Alfred, pimpinan kelompok Pemusik Pondok Sovenir tersebut.
Kelompok musik yang pernah melakukan pertunjukan di luar negri seperti Amerika. Selain itu di Istana Negara untuk dalam negri ini. Kelompok musik ini terdiri dari lebih kurang 20 orang anggota. Beberapa di antaranya adalah anak-anak muda yang masih sekolah.
Pertunjukan Gandang Tasa biasanya tidak saja dimainkan pada acara Hoyak Tabuik, akan tetapi pada kegiatan-kegiatan yang bersifat seremonial. Misalnya acara pesta perkawinan, musik pengiring seni pertunjukan Ulu Ambek (sejenis pertunjukan seni silat Tradisional Minangkabau) dan acara-acara resmi penyambutan tamu-tamu penting.
Kesenian unik Gandang Tasa sangat berbeda dengan seni musik Minangkabau lainnya. Seperti halnya Rabab atau Saluang yang iramanya lebih kental dengan mendayu-dayu dan 'mengiba'. Baik pada bunyi musik maupun lirik. Sedangkan Gandang Tasa adalah seni Musik tradisional Minangkabau yang sarat dengan semangat pada pukulan-pukulan gendangnya. Setiap orang yang mendengarkannya secara langsung atau tidak langsung akan ikut bersemangat dibuatnya.
Seperti pertunjukan di Lapangan Imam Bonjol pada pesta wisata Hoyak Tabuik, semakin keras dan semakin cepat Gandang Tasa dipukul, semakin bersemangat pula orang yang Menghoyak Tabuik. Begitu pula para masyarakat yang menontonnya pun ikut berjoget. (Noffi Satria/Ed5)
Share on facebook Share on twitter Share on email
Tidak ada komentar:
Posting Komentar